Bagaimana menuju ke Kawah Ijen?
Jalan akses dari Banyuwangi ke Gunung Ijen relatif sudah sangat baik untuk dilewati berbagai jenis kendaraan roda dua dapat dengan mudah melewatinya. Hal itu karena jalan disepanjang pintu masuk yang berada di Desa Jambu ke kawasan wisata gunung ijen sampai dengan pos terakhir di Paltuding sudah beraspal, namun sayang karena cuaca jalan satu-satunya menuju Ijen dari banyuwangi sudah sedikit rusak. Untuk mencapai Paltuding dari banyuwangi bisa naik angkot trayek banyuwangi-Licin ajmbu yang kurang lebih jaranya 45 km. Dari Jambu perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding, dengan ojek atau sewa mobil. Paltuding merupakan pintu germbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen, yang juga merupakan Pos PHPA (perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Dari paltuding berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 3 km, lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur dengan kemiringan 25-35 derajat. Setelah beristirahat di pos bunder (pos yang unik karena memliki bentuk lingkaran) jalur selanjutnya relatif landai. Selain itu wisata pendaki disugihi pemandangan deretan pegunungan yang sangat indah. Untuk turun ke kawahnya harus melintasi medan berbatu yang lemuyan terjal sejauh 250 meter. Namun sekarang pengunjung tidak boleh turun samapi kawahnya karena berbahaya.
Kawah Ijen yang berada di ketinggian 2.386 meter diatas permukaan laut, merupakan kawah danau terbesar di pulau Jawa berbentuk eilps dengan ukuran kurang lebih 960 x 600 m dengan ketinggian permukaan air danau lebih kurng 2140 m dpl dengan kedalaman danau kurang lebih 200 m serta merupakan danau terasam diduni dengan ph 0,5. Kawah Ijen ini mengandung belerang yang berada dalam sulfatara yang dalam. Kedalaman 200 m dan mengandung kira-kira 36 juta meter kubik air asam berurap, diselimuti kabut berbau belerang yang berputar-putar diatasnya. Di dalam kawah, berbagai warna dan ukuran batu belerang dapat ditemukan. Sungguh kawah ijen merupakan taman batu belerang yang indah. Pemandangan menjadi sangat unik ketika dari celahtebing curam terlihat begitu banyak para penambang belerang yang naik turun di sela-sela lereng kawah. Seitar kurang lebih 100 orang membawa bebatuan kekuning-kuningan yang diatas pundaknya terlentang sebatang bambu dengan sejins keranjang bambu yang dipenuhi puluhan kilogram belerang didalamnya yang tergantung disisi kanan dan kirinya. Beban yang dipikul memiliki berat yang beragam mulai 80 sampa dengan 120 kg. Tiap orang mondar mandir, menggali belerang, naik turun, menuruni lereng beberapa kilometer sebelum beban dijual di pelelangan. Dalam sehari dapat terkumpul belerang berkisar 6 sampai 7 ton. Itulah pemandangan alami kawah ijen kesehariannnya. Seperti hal pemandangan di puncak gunung-gunung lainnya, pengunjung dapat melihat pemandangan yang menghampar luas kearah selat Bali, serta pemandangan gunung lain yang ada di sekitar gunung ijen. Gunung ijen memiliki tetangga lain yaitu Gunung Merapi, gunung Widodaren, gunung Ranti dan Gunung Papak.Yang dapat dilihat dari pos Paltuding.
Bunga edelweis juga dapat ditemui di sepanjang bulan Juli sampai September. Di bulan-bulan ini bunga abadi ini mulai tumbuh dan bersemi. Bagi pengunjung yang tidak membawa bekal, tidak perlu khawatir, sebab di Paltuding yaitu pos terakhir sebelum pengunjung melakukan pendakian ke puncak telah tersedia beberapa warung makanan dan juga penginapan serta terdapat pula camping ground.
Ketika mendaki pengunjung akan melewati pondok bunder yang dibangun pada masa pemerintahan hindia belanda, berbentuk setengah lingkaran sehingga lebih dikenal dengan pondok bunder ( berbentuk lungkaran ) berfungsi untuk mengukur curah hujan. Lingkungannya sejuk dengan pemandangan Kaldera Pegunungan Ijen Raksasa (G. Raung, G. Rantai, G. Suket dan G. Papak) disini juga merupakan bird waching area.
No comments:
Post a Comment